Anggota DPR RI Hasnah Syam Minta Kaltim Serius Tangani Stunting

    Anggota DPR RI Hasnah Syam Minta Kaltim Serius Tangani Stunting

    SAMARINDA - Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Hasnah Syam menyoroti kasus kurang gizi (stunting) di Kalimantan Timur (Kaltim) yang mencapai 26%. Sementara batas standar yang ditetapkan World Health Organization (WHO) sebesar 20%.

    WHO menyatakan standar level indeks keparahan stunting disebut krisis jika angkanya 15% atau lebih. Kementerian Kesehatan menargetkan angka stunting di Kaltim bisa diturunkan sampai 14% pada tahun 2024 mendatang.

    “Target Presiden Jokowi tahun 2024 (untuk menurunkan stunting di Kaltim) 14 persen. Ini gap yang besar sebetulnya. Provinsi Kaltim kita dorong untuk mengurangi atau menghilangkan jumlah stunting, ” kata Hasnah saat mengikuti Kunjungan Kerja Komisi IX DPR RI ke Kantor Gubernur Kalitm, di Samarinda, Kaltim, Jumat (8/10).

    Selain pandemi Covid 19, lanjut Hasnah, kasus stunting menjadi permasalahan kesehatan yang juga harus mendapat perhatian serius dari Pemerintah Provinsi Kaltim.

    “Penyebab pertama stunting di antaranya kurang asupan nutrisi selama kehamilan. Faktor kurangnya gizi ibu hamil berpotensi anak-anak yang lahir mengalami stunting, ” katanya.

    Legislator NasDem itu menambahkan, ada beberapa faktor eksternal penyebab stunting yang tidak hanya dari sisi kesehatan. Untuk faktor kesehatan, misalnya anak mengalami gejala cacingan, sehingga penyerapan nutrisi pun terhambat. Kemudian faktor lainnya adalah ekonomi, membuat keluarga kurang mampu tidak dapat membeli sumber makanan bergizi.

    “Untuk itu Komisi IX DPR mendorong Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Kaltim serius menangani masalah stunting ini, dan pelayanan kesehatan di masyarakat harus terus ditingkatkan. Penyuluhan terhadap masyarakat harus terus dilakukan agar masyarakat paham apa itu stunting, sehingga masalah ini dapat teratasi, ” pinta wakil rakyat dari Dapil Sulawesi Selatan II (Bulukumba, Sinjai, Bone, Maros, Pangkajene dan Kepulauan, Barru, Soppeng, Wajo, dan Kota Parepare) itu.

    Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan menunjukkan angka stunting nasional mengalami penurunan dari 37, 2% pada tahun 2013 menjadi 30, 8% pada 2018. Sedangkan menurut Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) pada tahun 2019 menjadi 27, 7%.

    (Red)

    Muh. Ahkam Jayadi

    Muh. Ahkam Jayadi

    Artikel Sebelumnya

    Kapolri: Antisipasi Pertumbuhan Covid-19...

    Artikel Berikutnya

    Sandingkan Juara, Bupati dan Ketua TP PKK...

    Berita terkait